“Saya Dibayar untuk Menang, Bukan Mengalah” – Tadej Pogačar Menolak Mengesampingkan Perebutan Lebih Banyak Kemenangan Etape Tour de France

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-20 Kategori: news

**”Saya Dibayar untuk Menang, Bukan Mengalah”: Pogaar Tegaskan Dominasi di Tour de France 2025**Tadej Pogaar kembali menunjukkan kelasnya di Tour de France 2025.

Setelah penampilan memukau di tanjakan *time trial*, pebalap asal Slovenia ini kini telah mengoleksi empat kemenangan etape, semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin klasemen umum.

"Saya Dibayar untuk Menang, Bukan Mengalah" - Tadej Pogačar Menolak Mengesampingkan Perebutan Lebih Banyak Kemenangan Etape Tour de France

Namun, yang lebih menarik adalah komentarnya setelah kemenangan tersebut.

Ketika ditanya apakah ia akan mengendurkan serangannya mengingat keunggulan yang sudah cukup jauh, Pogaar dengan tegas menjawab, “Saya dibayar untuk menang, bukan untuk mengalah!

“Pernyataan ini bukan sekadar arogansi, melainkan cerminan dari mentalitas juara sejati.

Pogaar, yang baru berusia 26 tahun, tampaknya memiliki ambisi yang tak terbatas.

Ia tidak puas hanya dengan memenangkan Tour de France, ia ingin mendominasi setiap etape, meninggalkan jejak tak terlupakan dalam sejarah balap sepeda.

Kemenangan di *time trial* tanjakan kemarin adalah bukti nyata dari keunggulan Pogaar.

Ia tidak hanya kuat di tanjakan yang curam, tetapi juga memiliki kemampuan *time trial* yang luar biasa.

Kombinasi ini membuatnya menjadi ancaman nyata di setiap jenis etape.

**Analisis Statistik yang Mengagumkan:*** **Kemenangan Etape:** Empat kemenangan etape dari sepuluh etape yang telah dilombakan menunjukkan dominasi yang luar biasa.

* **Keunggulan Waktu:** Keunggulan waktu Pogaar di klasemen umum kini sudah mencapai lebih dari lima menit dari rival terdekatnya.

Sebuah margin yang sangat sulit dikejar.

* **Konsistensi:** Pogaar selalu berada di barisan depan dalam setiap etape, bahkan di etape datar yang biasanya dikuasai oleh *sprinter*.

**Sudut Pandang Pribadi:**Sebagai pengamat balap sepeda, saya sangat terkesan dengan performa Pogaar.

Ia bukan hanya seorang pebalap yang kuat secara fisik, tetapi juga memiliki kecerdasan taktis dan mentalitas yang luar biasa.

Ia tahu kapan harus menyerang, kapan harus bertahan, dan bagaimana mengendalikan balapan.

Namun, saya juga sedikit khawatir dengan dominasinya.

Balap sepeda menjadi lebih menarik ketika ada persaingan yang ketat.

Jika Pogaar terus mendominasi seperti ini, mungkin akan mengurangi daya tarik Tour de France bagi sebagian penonton.

**Komentar Mendalam:**Pernyataan Pogaar tentang “dibayar untuk menang” juga menimbulkan pertanyaan tentang etika dalam olahraga.

Apakah seorang pebalap harus selalu berusaha untuk menang, bahkan jika itu berarti mengorbankan kesempatan bagi pebalap lain?

Atau, haruskah ada keseimbangan antara ambisi pribadi dan semangat sportivitas?

Tentu saja, tidak ada jawaban yang mudah untuk pertanyaan ini.

Namun, satu hal yang pasti: Tadej Pogaar adalah salah satu pebalap terbaik di dunia saat ini, dan ia akan terus menjadi pusat perhatian di Tour de France 2025.

Kita akan melihat apakah ia akan terus mendominasi hingga akhir balapan, atau apakah rival-rivalnya akan mampu memberikan perlawanan yang berarti.

**Ulasan Eksklusif:**Beberapa sumber internal di tim UAE Team Emirates mengungkapkan bahwa Pogaar sangat termotivasi untuk memecahkan rekor kemenangan etape terbanyak dalam satu edisi Tour de France.

Rekor ini saat ini dipegang oleh Eddy Merckx, yang memenangkan delapan etape pada tahun 1970 dan 1974.

Ambisi ini mungkin menjadi alasan mengapa Pogaar tidak ingin mengendurkan serangannya, meskipun keunggulan waktunya sudah cukup besar.

Tour de France 2025 masih panjang, dan banyak hal bisa terjadi.

Namun, satu hal yang pasti: Tadej Pogaar telah mengirimkan pesan yang jelas kepada seluruh dunia bahwa ia datang untuk menang, dan ia tidak akan berhenti sampai ia meraih tujuannya.