Setahun menuju Piala Dunia, apakah Inggris Tuchel mengalami kemunduran sejak Southgate?
**Satu Tahun Menjelang Piala Dunia: Apakah Inggris Tuchel Lebih Mundur Dibandingkan Era Southgate?
**Satu tahun lagi, dan dunia sepak bola akan kembali terpaku pada panggung termegah, Piala Dunia.
Namun, di Inggris, alih-alih euforia dan optimisme, justru keraguan dan kekhawatiran yang kini menghantui para penggemar.
Pergantian nahkoda dari Gareth Southgate ke Thomas Tuchel, yang diharapkan membawa angin segar, justru menuai pertanyaan besar: apakah Inggris justru mengalami kemunduran?
Deskripsi “Tidak ada rencana yang jelas.
Tidak ada identitas.
Tidak ada peningkatan,” sepertinya menjadi rangkuman yang tepat untuk menggambarkan performa Inggris di bawah Tuchel dalam beberapa bulan terakhir.
Kita semua ingat bagaimana Southgate mampu membangun tim yang solid, dengan pertahanan yang kokoh dan semangat juang yang tinggi.
Mereka mencapai semifinal Piala Dunia 2018 dan final Euro 2020, pencapaian yang membangkitkan harapan dan kebanggaan nasional.
Lantas, apa yang berubah di bawah Tuchel?
Secara taktik, terlihat jelas kurangnya konsistensi.
Formasi yang berubah-ubah, pemain yang dirotasi tanpa pola yang jelas, dan strategi yang terkesan reaktif ketimbang proaktif.
Hal ini berdampak pada performa tim secara keseluruhan.
Statistik pun berbicara.
Jumlah gol yang dicetak menurun drastis, sementara kebobolan justru meningkat.
Kreativitas di lini tengah seolah menghilang, dan ketergantungan pada individu seperti Harry Kane semakin terasa.
Namun, lebih dari sekadar statistik, yang paling mengkhawatirkan adalah hilangnya identitas tim.
Di bawah Southgate, Inggris dikenal sebagai tim yang solid, disiplin, dan memiliki mentalitas yang kuat.
Kini, kita melihat tim yang rapuh, mudah panik, dan kehilangan arah ketika menghadapi tekanan.
Sebagai seorang pengamat sepak bola, saya melihat bahwa Tuchel belum mampu memaksimalkan potensi yang ada.
Ia belum menemukan formula yang tepat untuk menggabungkan talenta-talenta muda dengan pemain-pemain senior.
Ia juga belum mampu menanamkan filosofi permainannya secara efektif kepada para pemain.
Tentu saja, satu tahun masih cukup waktu untuk melakukan perbaikan.
Namun, waktu terus berjalan, dan tekanan semakin besar.
Tuchel harus segera menemukan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Ia harus mampu membangun tim yang solid, memiliki identitas yang jelas, dan mampu bersaing di level tertinggi.
Pertanyaannya, mampukah Tuchel melakukannya?
Akankah Inggris mampu bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik di Piala Dunia mendatang?
Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Namun, satu hal yang pasti, para penggemar Inggris pantas mendapatkan yang terbaik, dan Tuchel memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkannya.
Sebagai penutup, saya ingin mengajak para penggemar untuk tetap memberikan dukungan kepada tim nasional.
Kritik memang penting, namun dukungan juga tak kalah pentingnya.
Bersama-sama, kita bisa memberikan semangat kepada para pemain untuk berjuang demi meraih kejayaan.
Rekomendasi Artikel Terkait
Daniel Jones, Anthony Richardson Both Falling Flat in Colts QB Battle
Tanggal Publikasi:2025-07-31
Aaron Glenn includes NFL rarity into Jets’ first padded-practice that lives up to hype
Tanggal Publikasi:2025-07-30
10 Observations from Day 5 of 2025 Rams Training Camp: Poona Ford shines in run-heavy day, but practice still featured healthy dose of Puka Nacua playmaking
Tanggal Publikasi:2025-07-30
2025 Worlds, Day 2 North America Recap: Harvey, A. Walsh Pick Up Historic Medals in the 200 IM
Tanggal Publikasi:2025-07-30