“Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…” – Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-12 Kategori: news

## Pogaar Geram: Taktik Visma yang Tak Jelas dan Kehilangan Maillot Jaune yang Disengaja?

Tadej Pogaar, sang juara Tour de France dua kali, menunjukkan sedikit kekesalannya setelah etape yang dramatis di hari kedua.

Pembalap UAE Team Emirates itu secara mengejutkan kehilangan maillot jaune, bukan karena kelelahan atau penurunan performa, melainkan karena taktik yang, menurutnya, kurang jelas dari tim Jumbo-Visma.

“Visma mencoba melakukan, entah apa…,” ujar Pogaar dengan nada jengkel seusai etape, menyiratkan bahwa taktik rivalnya itu kurang efektif dan bahkan kontraproduktif.

Pogaar memang terlihat aktif mengendalikan balapan di beberapa titik, namun pada akhirnya, ia membiarkan Mathieu van der Poel merebut kaus kuning, sebuah keputusan yang tampak disengaja.

Kehilangan maillot jaune ini bukanlah sebuah tragedi bagi Pogaar.

Sebaliknya, ia tampak senang melihat sahabat dan sekutu balapnya, Mathieu van der Poel, memimpin klasemen umum.

“Saya senang Mathieu (van der Poel) mengenakan kaus kuning.

"Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…" - Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

Dia adalah teman baik dan pembalap yang luar biasa,” ungkap Pogaar.

Namun, di balik senyuman dan pujian untuk Van der Poel, tersembunyi kekesalan terhadap taktik Jumbo-Visma.

Analisis mendalam menunjukkan bahwa tim asal Belanda itu mencoba untuk menghabiskan energi Pogaar dengan serangan-serangan awal.

Tujuan mereka jelas: membuat Pogaar kelelahan di hari-hari berikutnya, yang diperkirakan akan lebih berat.

Namun, strategi ini tampaknya tidak berhasil.

Pogaar tetap terlihat kuat dan mampu mengendalikan balapan.

Bahkan, ia terkesan membiarkan Van der Poel merebut kaus kuning, sebuah langkah yang mengindikasikan bahwa ia tidak ingin memikul beban memimpin balapan terlalu dini.

**Analisis Subjektif dan Komentar Mendalam:**Dari sudut pandang saya sebagai pengamat balap sepeda, taktik Jumbo-Visma memang terlihat kurang efektif.

Mereka mencoba untuk menguras energi Pogaar, tetapi justru membuang energi mereka sendiri.

Pogaar, di sisi lain, menunjukkan kedewasaan dan perhitungan yang matang.

Ia memilih untuk melepaskan maillot jaune dan membiarkan tim lain, dalam hal ini Alpecin-Deceuninck yang menaungi Van der Poel, memikul tanggung jawab tersebut.

Keputusan Pogaar ini juga menunjukkan bahwa ia tidak hanya fokus pada merebut maillot jaune secepat mungkin, tetapi juga pada strategi jangka panjang untuk memenangkan seluruh Tour de France.

Ia memahami bahwa energi harus dihemat dan bahwa akan ada waktu yang tepat untuk merebut kembali kaus kuning.

**Statistik Terperinci dan Sudut Pandang Pribadi:**Melihat statistik etape, Pogaar memang menghabiskan lebih banyak waktu di depan daripada Jonas Vingegaard, rival utamanya dari Jumbo-Visma.

Namun, ia terlihat mengendalikan tempo dan tidak memaksakan diri terlalu keras.

Ia juga memiliki tim yang kuat di sekelilingnya yang membantunya menghemat energi.

Secara pribadi, saya percaya bahwa Pogaar telah melakukan langkah yang cerdas.

Ia menunjukkan bahwa ia tidak takut untuk melepaskan kaus kuning dan bahwa ia memiliki strategi yang lebih besar dalam pikirannya.

Kekesalannya terhadap taktik Visma mungkin lebih merupakan ekspresi frustrasi terhadap upaya yang kurang efektif dan bahkan berpotensi merugikan diri sendiri.

Ke depan, akan menarik untuk melihat bagaimana Jumbo-Visma menyesuaikan strategi mereka.

Apakah mereka akan terus mencoba untuk menguras energi Pogaar atau mereka akan beralih ke taktik yang lebih efektif?

Yang jelas, Pogaar telah menunjukkan bahwa ia adalah pembalap yang cerdas dan strategis, dan ia akan menjadi lawan yang tangguh di Tour de France tahun ini.